Skip to main content

Kimono Day: First Time Bertemu dengan Mbak Novita (Kiyora Kimono Rental) Physically

Saya tidak mempunyai teman kitsuke bersama di Jogja. - maksud saya, teman yang bisa diajak kimonoan bareng secara (cukup) rutin. Saya merasa semakin lama saya mencari teman satu niche seperti mencari Holy Grail, mungkin bahkan seperti situasi utopia. Sendirian itu tidak enak. Meski saya sudah terbiasa sendirian untuk hal kimono dan kitsuke, saya masih berharap dan mencari teman sepermainan di Jogja sampai detik tulisan ini saya tuangkan dalam postingan blog kali ini. Jadi, saya tidak bisa membayangkan jika saya akhirnya bertemu dengan teman kitsuke online saya, Mbak Novita, pemilik Kiyora Kimono Rental di Jakarta, yang kebetulan mampir ke Jogja untuk wisata beberapa hari pada hari bersejarah itu.

Saya tidak punya ingatan yang jelas dan pasti mengenai kapan pertama kalinya kami berdua berkenalan, tetapi yang jelas saya pernah memulai komunikasi dengan cara menanyakan karieba warna pink yang dia jual lewat Multiply. Apa pula itu Multiply? Lollll, Multiply adalah salah satu platform bloging jadul yang kebetulan bisa juga digunakan untuk jualan online. Jaman segitu jualan online masih sangat minimal dan semuanya atas dasar asas kepercayaan, belum ada rekber ataupun virtual account, apalagi QRIS lollll. Saya bahkan lupa dulu itu mulai kenalan tahun berapa karena ternyata Mbak Novita lebih dahulu kenal dengan Mbak Sabi lewat Kaskus daripada dengan saya. Dunia memang sempit, apalagi untuk dunia perkimonoan Indonesia (ngakak lagi).

Sedikit cerita mengenai karieba furisode yang saya beli, kami berdua sama-sama awam mengenai karieba. Kami berdua berpikir bahwa karieba itu bisa langsug dipakai sebagai kimono utuh, padahal yang namanya karieba itu harus dijahit dulu sebelum bisa dipakai. Karieba memang sudah "dibentuk" seperti kimono yag sudah jadi, tetapi disitulah letak keunikannya karena hanya disambung dengan jahitan jelujur sekedar untuk melekatkan kain satu sama lain.
 
Umur karieba furisode saya sudah berumur lebih dari 15 tahun dan saya sudah penah meminta Mbak Sabi untuk menjadikannya sebagai kimono, tetapi karena karieba harus dijahit dengan tangan dan Mbak Sabi amat sangat sibuk dengan pekerjaannya, karieba itu terus mengendap saja di lemari dia tanpa mendapatkan sentuhan tangannya, hingga akhirnya tahun 2023 lalu saya memutuskan untuk mengubah karieba itu menjadi dress yang lebih fungsional saja. Saya memberanikan diri melakukan itu setelah mendapat inspirasi dan dorongan dari teman saya Mbak Priscilla, pemilik Hanami Handcraft. Awalnya saya merasa ragu dan eman-eman karena saya akan melakukan repurpose kain karieba itu, tetapi jika mengingat riwayat kain itu, saya malah merasa kasihan jika dia tidak mendapatkan haknya untuk dipakai sebagai pakaian. Jadi doakan saja ya saya bisa mendapatkan penjahit yang memang mampu mengubah kain karieba itu menjadi baju yang menakjubkan~

Oke sudah cukup cerita mengenai karieba furisodenya. Saatnya saya mengoceh mengenai hal lain. Pertemuan pertama saya dengan Mbak Novita manakala saat itu dia sedang berwisata ke Jogja bersama ayah dan suami (saat itu masih belum suami). Saya akhirnya memutuskan untuk memberanikan diri bertemu dan tidak lengkap rasanya kalau hanya sekedar bertemu tanpa berkitsuke. Saya memilih komon antik motif yabane berwarna ungu dan obi antik bordir berwarna putih. Obi saya beli dari Kiyora Japan dan menjadi salah satu obi terfavorit saya. Obi ini bisa dipadu padankan dengan kimono apapun, warna apapun imho. Untuk kimononya, saya terpaksa melakukan konmari karena kimono tersebut terserang rayap dan bolong di berbagai tempat. Saya kurang baik dalam menyimpan  kimono saat itu. Saya sangat sedih karena kimono ini berbahan silk dan saya mendapatkannya dengan susah payah. Selain itu, umur kimono ini juga sudah sangat tua dan berfuring merah. Saya dengar furing merah adalah pertanda umur kimono sebelum pre-war. Yah setidaknya kimono itu sudah pernah bersi kita jumpai nar karena saya pakai.

Kimono Mbak Novita juga termasuk kategori komon dan hitoe (kalau punya saya jenisnya awase). Obi yang dipakai juga termasuk obi antik berwarna ungu. Obi antik memang kecantikanmya berbeda dengan obi modern. Kami berkencan di Kawaii Suki dan Sushi. Tampaknya restoran ini adalah salah satu restoran pioneer masakan jejepangan yang ada di kota Jogja. Kala itu masih sangat terbatas kita jumpai restoran bertema Jepang. Setahu saya hanya ada dua, yaitu Kawaii Suki dan Sushi dan Kiko Bento, yang sesuai dengan budget saya juga saat itu. Kalau sekarang mah sudah bejibun yang namanya resto Jepang ya.

Saya sudah tidak ingat lagi topik apa yang kami bicarakan saat kencan tapi kalau mengingat-ingat persahabatan kami sampai saat ini sepertinya kami bicara cukup banyak ngalor ngidul. Terima kasih ya, Mbak Novita dan keluarga yang sudah menyempatkan waktu bertemu dengan saya saat liburan ke Jogja. Semoga kita bisa bertemu lagi dan berkitsuke lagi barengan.

 

Comments

Popular posts from this blog

Sewa Kimono Himeji Kimono: Personalized Your Style

Himeji Kimono menyediakan kimono terbaik untuk kebutuhan spesial Anda, meliputi acara gathering, festival kebudayaan, buku tahunan, fashion show, presentasi dan tugas kuliah, hingga prewedding. Kami melayani persewaan kimono untuk dalam dan luar kota (S & K berlaku) dengan berbagai pilihan warna dan motif, untuk dewasa maupun anak-anak, laki-laki dan perempuan. Silakan menghubungi kami untuk mendapatkan penawaran terbaik~ Telepon : +62 877 3853 2020 Email : himejikimono@gmail.com Alamat : 7977+FM Sendangadi, Sleman Regency, Special Region of Yogyakarta Website : kimonohimeji.blogspot.com

Top Pick Customers: Yukata Pink Motif Sakura dan Geisha

Yukata pink ini adalah yukata yang paling sering disewa oleh customer. Yukata ini mempunyai kode YR023 di Katalog Himeji  dan motifnya adalah sakura tree (bunga, dahan/ ranting, dan daun) dan geisha yang memakai hikizuri cantik dengan darari musubi. Warnanya bisa dibilang pink muda (kalem). Bahan yukata terbuat dari katun halus yang adem jika dipakai. Pola yukata ini tidak memiliki okumi dan mempunyai loop kecil di bagian dalam tengah kerah, mungkin untuk digantung di gantungan baju. Somehow yukata ini adalah yang paling laris. I'm a bit conflicting in here actually. Dari beberapa kalimat saya sebelumnya, mungkin bagi yang sudah tahu betul itu apa maka saya tidak perlu lagi membahasnya. Saya berterima kasih karena yukata ini sudah membantu menyebarkan pengalaman budaya memakai kimono. Saya rasa pink, sakura dan geisha adalah kunci penting sebuah yukata dilirik oleh customer ^w^/.  

Kembaran Ibu dan Anak di Acara Budaya Sekolah

Saya sering tersenyum-senyum sendiri jika mengingat feedback dari customer yang satu ini. Beliau menyewa dua set yukata untuk dewasa dan anak-anak. Sebenarnya saya mempunya set dewasa dan anak-anak dengan motif yang persis sama loh, motif yang sedang dipakai oleh si kecil. Tetapi sang ibu memutuskan untuk sedikit memberikan twist supaya bisa tetap kembaran tetapi tidak sama, melalui warna dasar kimono yang dipillih dan warna obi yang juga mirip-mirip. Sang Ibu menceritakan kepada saya kalau saat itu sedang ada festival kebudayaan di sekolah anaknya dan ingin ikut berpartisipasi, jadi sekalian ikutan pakai kimono. Selain itu di acara budaya tersebut juga ada hands-on (praktik langsung) membuat onigiri. Cara menikmati kebudayaan paling menyenangkan adalah memang dengan mengalaminnya secara langsung. Saya harap mereka berdua mendapat pengalaman yang menyenangkan. Terima kasih sudah berbagi dengan Himeji Kimono yak~  

Kimono Day: Mangafest UGM (idk what year) Good Old Days

Kita tidak akan tahu kapan kita akan berpisah dengan good old days. Ya, manusia adalah makhluk nostalgia, dan saya sering terbawa sentimen itu. Acara Mangafest ini diselenggarakan di Jogja National Museum (JNM) dan saya lupa banget tahun kapan. Uhhh backdrop juga tidak membantu -_-;. Cuaca hari itu sangatlah terik dan sangat ideal untuk mengambil gambar tanpa perlu banyak editing untuk cahayanya. Saya memakai kimono ro/ sha uhhh mungkin ro...saya tidak terlalu bisa membedakan keduanya. Yang jelas kimono ro hitam ini memang didesain untuk musim panas, cuaca abadi di Jogja wkwkwk. Kimono ro mempunyai serat kain yang membuat kesan transparan nerawang sehingga bagus tidaknya kimono ro (dan sha) sangat bergantung dari juban yang dikenakan. Obi yang saya kenakan adalah obi pretied yang dibuat oleh Mbak Sabi. Lucu kannnn <3. And WTF why I wore my favourite blanket in summer event owkwkwkwkwk~ Berfoto bersama cosplayer Megurine Rin (Vocaloid) dan Kirito (SAO). Saya juga datang ke acara ini ...

Customer: Submit Foto untuk Tugas Akhir Mahasiswa

Kemampuan naming sense saya untuk judul posting blog rasanya semakin tidak menarik dan asal-asalan wkwkwk. Customer kali ini sebenarnya bukanlah yang memakai kimono, melainkan yang mengambil foto. Talent yang memakai kimono yukata kali ini sepertinya sudah berpengalaman dalam berpose yak. Posenya tampak natural dan anggun. Hasil editan fotonya pun juga cantik. Terima kasih sudah mempercayakan tugas akhir kepada Himeji Kimono~