Skip to main content

Event: Nihongo no Hi 2016

Pernahkah kalian merasakan tidak ingin terlihat di muka publik tetapi masih tetap ingin berpartisipasi untuk kegiatan publik? Hmm....sepertinya hal itu menjadi pokok penting dalam hidup saya. Saya tidak suka dengan keramaian, tetapi masih ingin tetap menikmati keramaian. Saya tidak suka tampil di hadapan publik, tetapi masih ingin menampakkan kiprah untuk publik. Saya tidak suka menjadi pusat perhatian, tetapi masih ingin tetap diperhatikan. Lalu bagaimana saluran yang bisa saya upayakan untuk semua itu? Salah satunya adalah dengan menulis blog ini. Saya mendapatkan wadah untuk mengeluarkan uneg-uneg dan isi pikiran saya tanpa perlu bertatap langsung dengan orang lain. Tidak seperti berbicara sendiri ataupun berbicara dengan tembok, menuliskan curahan pikiran ke dalam bentuk tulisan dalam blog dapat kita cermati kembali di kemudian hari. Apalagi blog ini memang tidak mempunyai pembaca selain saya, jadi saya bisa leluasa mengevaluasi mengenai pemikiran dan tulisan saya yang di kemudian hari dapat dievaluasi.

Oke, sudah cukup ocehan ga jelasnya. Selanjutnya mari kita ulas mengenai kegiatan Nihongo no Hi Tahun 2016. Sepertinya saya hanya memakaikan dua komon saja kepada MC lomba (satu set kimono warna kuning dan satu set kimono warna biru). Komon warna kuning adalah kimono hitoe (unlined) yang saya dapatkan dari Kiyora Kimono Rental. Kimono ini adalah satu-satunya kimono warna kuning yang saya miliki. Hal yang cukup membuat saya heran adalah mengapa tidak banyak kimono yang dirilis dalam warna-warna primer (merah, kuning, biru). Mengapa warna kimono yang dirilis rata-rata berwarna sekunder, seperti merah marun, biru dongker, dan kuning moster. Apakah memang saya saja yang kurang sumber informasi mengenai warna-warna primer kimono yang dijual di Jepang sana hmm...bisa jadi bisa jadi. Kimono kuning ini bermotif bunga nadeshiko, yang sering ditemukan untuk kimono musim gugur (Agustus-September). Ensembel kimono kuning ini saya pasangkan dengan obi fukuro silver dengan motif bunga kamelia merah.

Seharusnya saya lebih memperhatikan season (musim) untuk ensembel kimono, tetapi semua kimono hitoe (unlined/ tanpa furing) selalu saya kategorikan untuk cuaca yang lebih panas dan semua kimono awase (lined/ berfuring) selalu saya kategorikan untuk cuaca yang lebih adem - meskipun saya seringkali memakai kimono awase tanpa melihat apakah cuaca dingin atau panas. Ya, jika tinggal di negara dengan dua musim: panas dan panas, saya rasa mau pakai kimono hitoe maupun awase tidak akan terlalu berpengaruh, kerena yang ada adalah kegerahan dan kegerahan. 





Untuk kimono laki-laki, saya tidak akan berkomentar banyak karena saya memakaikan yukata (as usual). Oh kapankah saya akan membeli set kimono untuk laki-laki XD.



Kimono biru awase ini bermotif bunga-bunga kecil dan bergaris-garis putih vertikal. Kimono ini mudah sekali distyling dan tidak mudah kusut, sasuga poliester. Karakter lain kimono ini adalah cukup licin tetapi tidak sampai terlalu licin dan wingspan yang lebar sehingga bisa dipakai oleh orang dengan tinggi badan lebih dari 175 cm sekalipun. Ensembel kimono biru ini saya padukan dengan obi fukuro warna emas dengan motif diamond (hishi/ hanabishi). Komon sejatinya kurang tepat bila dipadu padankan dengan obi fukuro karena tingkat keformalan komon masih kurang tinggi untuk obi fukuro, tetapi saya melakukannya karena saya sangat menghargai kimono sebagai seni yang dapat dipakai. Hmmm sepertinya saya perlu memesan juban atau sekedar emon-nuki untuk lapisan dalam sebelum berkimono.

Terima kasih kepada para panitia Nihongo no Hi 2016 telah mempercayakan kitsuke kimono kepada Himeji Kimono. Saya berharap kegiatan ini dapat terus berjalan kembali di tahun-tahun berikutnya.

Comments

Popular posts from this blog

Sewa Kimono Himeji Kimono: Personalized Your Style

Himeji Kimono menyediakan kimono terbaik untuk kebutuhan spesial Anda, meliputi acara gathering, festival kebudayaan, buku tahunan, fashion show, presentasi dan tugas kuliah, hingga prewedding. Kami melayani persewaan kimono untuk dalam dan luar kota (S & K berlaku) dengan berbagai pilihan warna dan motif, untuk dewasa maupun anak-anak, laki-laki dan perempuan. Silakan menghubungi kami untuk mendapatkan penawaran terbaik~ Telepon : +62 877 3853 2020 Email : himejikimono@gmail.com Alamat : 7977+FM Sendangadi, Sleman Regency, Special Region of Yogyakarta Website : kimonohimeji.blogspot.com

Top Pick Customers: Yukata Pink Motif Sakura dan Geisha

Yukata pink ini adalah yukata yang paling sering disewa oleh customer. Yukata ini mempunyai kode YR023 di Katalog Himeji  dan motifnya adalah sakura tree (bunga, dahan/ ranting, dan daun) dan geisha yang memakai hikizuri cantik dengan darari musubi. Warnanya bisa dibilang pink muda (kalem). Bahan yukata terbuat dari katun halus yang adem jika dipakai. Pola yukata ini tidak memiliki okumi dan mempunyai loop kecil di bagian dalam tengah kerah, mungkin untuk digantung di gantungan baju. Somehow yukata ini adalah yang paling laris. I'm a bit conflicting in here actually. Dari beberapa kalimat saya sebelumnya, mungkin bagi yang sudah tahu betul itu apa maka saya tidak perlu lagi membahasnya. Saya berterima kasih karena yukata ini sudah membantu menyebarkan pengalaman budaya memakai kimono. Saya rasa pink, sakura dan geisha adalah kunci penting sebuah yukata dilirik oleh customer ^w^/.  

Kembaran Ibu dan Anak di Acara Budaya Sekolah

Saya sering tersenyum-senyum sendiri jika mengingat feedback dari customer yang satu ini. Beliau menyewa dua set yukata untuk dewasa dan anak-anak. Sebenarnya saya mempunya set dewasa dan anak-anak dengan motif yang persis sama loh, motif yang sedang dipakai oleh si kecil. Tetapi sang ibu memutuskan untuk sedikit memberikan twist supaya bisa tetap kembaran tetapi tidak sama, melalui warna dasar kimono yang dipillih dan warna obi yang juga mirip-mirip. Sang Ibu menceritakan kepada saya kalau saat itu sedang ada festival kebudayaan di sekolah anaknya dan ingin ikut berpartisipasi, jadi sekalian ikutan pakai kimono. Selain itu di acara budaya tersebut juga ada hands-on (praktik langsung) membuat onigiri. Cara menikmati kebudayaan paling menyenangkan adalah memang dengan mengalaminnya secara langsung. Saya harap mereka berdua mendapat pengalaman yang menyenangkan. Terima kasih sudah berbagi dengan Himeji Kimono yak~  

Kimono Day: Mangafest UGM (idk what year) Good Old Days

Kita tidak akan tahu kapan kita akan berpisah dengan good old days. Ya, manusia adalah makhluk nostalgia, dan saya sering terbawa sentimen itu. Acara Mangafest ini diselenggarakan di Jogja National Museum (JNM) dan saya lupa banget tahun kapan. Uhhh backdrop juga tidak membantu -_-;. Cuaca hari itu sangatlah terik dan sangat ideal untuk mengambil gambar tanpa perlu banyak editing untuk cahayanya. Saya memakai kimono ro/ sha uhhh mungkin ro...saya tidak terlalu bisa membedakan keduanya. Yang jelas kimono ro hitam ini memang didesain untuk musim panas, cuaca abadi di Jogja wkwkwk. Kimono ro mempunyai serat kain yang membuat kesan transparan nerawang sehingga bagus tidaknya kimono ro (dan sha) sangat bergantung dari juban yang dikenakan. Obi yang saya kenakan adalah obi pretied yang dibuat oleh Mbak Sabi. Lucu kannnn <3. And WTF why I wore my favourite blanket in summer event owkwkwkwkwk~ Berfoto bersama cosplayer Megurine Rin (Vocaloid) dan Kirito (SAO). Saya juga datang ke acara ini ...

Customer: Submit Foto untuk Tugas Akhir Mahasiswa

Kemampuan naming sense saya untuk judul posting blog rasanya semakin tidak menarik dan asal-asalan wkwkwk. Customer kali ini sebenarnya bukanlah yang memakai kimono, melainkan yang mengambil foto. Talent yang memakai kimono yukata kali ini sepertinya sudah berpengalaman dalam berpose yak. Posenya tampak natural dan anggun. Hasil editan fotonya pun juga cantik. Terima kasih sudah mempercayakan tugas akhir kepada Himeji Kimono~