Sedikit Sejarah
Asal muasal yukata dikatakan sebagai “yucho”, yaitu yukata yang dikenakan pada zaman Asuka dan “yukatabira”, yang dipakai pada zaman Heian. Yukata pada jaman itu adalah pakaian yang terbuat dari linen dan dikenakan oleh kaum bangsawan untuk menghindari luka bakar akibat uap saat mandi uap. Pada zaman Edo, pemandian umum tersebar luas, dan orang-orang mulai memakainya setelah mandi, seperti jubah mandi. Setelah itu, pakaian ini dipakai sebagai pakaian tidur hingga pakaian barat menjadi terkenal. Saat ini, orang mungkin memakai yukata setelah mandi, dan yukata lain digunakan untuk keluar.
PERBEDAAN YUKATA DAN KIMONO
Kapan dan Dimana Memakai Yukata?
Di Jepang, yukata dipakai untuk pergi keluar terbatas pada musim panas (Juni hingga Agustus) untuk acara santai, seperti acara kembang api, festival musim panas, dan jamuan makan santai, dll.
Kimono disesuaikan dengan bahan dan musim. Ada berbagai jenis kimono, seperti untuk pakaian formal, untuk pergi keluar, dan untuk pakaian sehari-hari, dan jenis kimono ditentukan pada kesempatan dan tempat di mana kimono tersebut dapat dikenakan. Akan dibahas lebih lanjut di bagian TPO (time, place, occasion) kimono.
Kain Bahan Yukata dan Kimono
Karena yukata dikenakan di musim panas, bahan katun, linen, dan campuran katun/linen yang tipis dan menyerap keringat sering kali dipilih. Yukata tidak memiliki lapisan (furing). Belakangan ini yukata berbahan polyester sering terlihat. Bahan ini sangat berwarna, menyerap air dan cepat kering.
Sutra, katun, dan wol sering digunakan untuk kimono. Karena kualitasnya ditentukan oleh cara kain diwarnai, ditenun, dan diberi pola, masing-masing kain memiliki aturan penggunaannya sendiri.
Cara Memakai dan Aksesoris
Perbedaan utama antara yukata dan kimono adalah apakah “nagajuban” (dalaman panjang) digunakan atau tidak. “Nagajuban” dikenakan saat memakai kimono. Pakaian dalam yang sebagian terlihat melalui kerah dan lengan ini dipakai untuk mencegah kimono menjadi kotor. Sepotong kecil kain yang disebut “han-eri” dijahit pada kerah untuk mencegah noda.
Untuk yukata, pakaian dalam yang dapat dipakai antara lain tank-top, kamisol atau kaus dalam. Tidak perlu memakai nagajuban. Dalam hal alas kaki, yukata tidak perlu dipakai bersama dengan kaus kaki dan sandalnya bernama “geta”.
Untuk kimono, kaus kaki perlu dipakai dan alas kakinya disebut “zori”
Obi pada kimono dan yukata dikenakan secara berbeda. Obi yukata lebih tipis dan lebih pendek dibandingkan kimono, dan lebih mudah diikat. Kimono obi tebal dan panjang. Ada berbagai obi yang digunakan dan cara mengikatnya berbeda-beda, bergantung pada kimono dan tujuannya. Aksesoris lainnya seperti “obiage”, “obijime”, dan “obidome” juga digunakan.
Referensi;
https://livinginjapan.net/2022/07/00683/
Comments
Post a Comment