
Yukata ini mempunyai sejarah tersendiri bagi saya karena yukata ini adalah yukata pertama saya. Saya membelinya dari toko offline (dan online) yang bernama Simply Oshin. Selain berjualan kimono yukata, Simply Oshin juga mempunyai koleksi lolita. Semuanya buatan lokal dari bahan lokal. Kualitasnya cukup baik untuk ukuran lokal meski dapat ditingkatkan untuk originalitas pola yang digunakan. Saya bahkan memulai hobi kitsuke dan kimono berangkat dari kesukaan saya dengan lolita. Saya juga sempat membeli dress hitam dengan estetik lolita dari Simply Oshin. Sehingga sangat disayangkan ketika saya sudah tidak bisa lagi menjumpai toko ini lagi sekarang. Simply Oshin juga mempunyai unit usaha lain bernama Nagoya Ramen yang tidak ada lagi. Bahkan semenjak pindah tempat, saya sudah tidak bisa lagi menemukan tempatnya di Google Maps. Sedih :(.
Yukata ini terbuat dari katun (seprei). Which is fine idk as long as it looks good and decent. Pola kimono masih salah, terutama bagian senchu (tengah tubuh), yuki (wingspan), dan eri (kerah); tetapi masih sangat layak dipakai seperti yukata pada umumnya. Warna merah yukata ini cocok dipadu padankan dengan obi berwarna apapun. Obi pairing yang saya dapatkan ketika membeli set yukata ini mempunyai warna hijau daun muda, tetapi karena saya kurang menyukainya saya akhirnya konmari obinya. Untuk postingan tentang kitsuke journey saya bersama yukata merah perdana ini bisa di cek di
SINI.
Jogja Japan Week (JJW) sudah beberapa kali diselenggarakan di Jogja. Saya pernah mengikuti sebanyak tiga kali; satu kali sebagai pengunjung dan dua kali ikut sebagai pengisi booth acara. Postingan kali ini adalah untuk JJW yang kedua, bertempat di Grha Sabha Pramana (GSP) UGM di Tahun 2015.
JJW adalah event nasional yang menampilkan perpaduan budaya Jogja dan Jepang, yang berlangsung selama 3 - 4 hari, biasanya hari Kamis-Minggu. Himeji Kimono mendapat keistimewaan dan kesempatan untuk mengisi lapak persewaan kimono selama rentang waktu pelaksaan JJW. Saat itu koleksi kimono yukata Himeji memang sebanyak sekarang jadi kami bekerja sama dengan panitia untuk pengadaan yukata yang disewakan. Kami juga tidak punya banyak perlengkapan untuk buka lapak. Hanger baju terbatas, masih belum punya tiang gantungan, kami bahkan belum punya sistem peminjaman. Semua kami susun dalam waktu yang sangat singkat dan cukup berantakan, tapi somehow it all worked. Kami adalah sukarelawan yang sangat serius menunaikan amanah untuk melayani pengunjung dalam memakai yukata.
Animo pengunjung luar biasa hebat! Pengunjung banyak yang rela mengantri dan bahkan kami akhirnya menerapkan sistem kuota untuk rentang jam tertentu. Saya rasa saya belum pernah melayani kitsuke pengunjung sebanyak JJW 2015. Bisa dibilang itu adalah titik tertinggi pengunjung yang dapat merasakan pengalaman berkimono secara masif dan wholesome. Sekarang saya sudah tidak bisa lagi menemui event yang menyentuh sanubari seperti itu. Saya bersyukur pernah menjadi bagian dari JJW 2015. Saya juga bisa bertemu dengan orang-orang baik saat itu. Badan saya rasanya juga capek dan rontok selama acara. Sangat menguras tenaga, tetapi saya merasa manzoku. Sepertinya saya sudah banyak bernostalgila ya hmmm...

Sebagian besar customer Himeji (saat itu lapak bernama Sewa Yukata) menyewa langsung di tempat pada saat hari-H lalu memakainya selama waktu tertentu lalu setelah selesai akan mengembalikan yukata dan membayar jasa persewaannya. Kami membantu cara memakainya (kitsuke) dan pelepasan kimononya. Total anggota tim yang saat itu bergabung untuk persewaan kimono ada delapan orang dengan sistem shift, meskipun sudah memakai sistem shift, tetap saja banyak yang overshift karena saking banyaknya pengunjung yang membludak untuk mencoba pengalaman memakai kimono yukata.
Salah satu customer Himeji sudah membooking yukata beberapa hari sebelumnya. Ternyata beliau ini menyukai warna merah sehingga memutuskan untuk menyewa yukata berwarna merah menyala ini. Beliau datang ke lapak sewa kimono untuk dipakaikan. Persiapannya ternyata tidak main-main, tata rambut dan makeup sudah disesuaikan dengan tema kimono ^w^. Saya merasa beliau sudah melakukannya dengan luar biasa~ meski mempunyai sifat pemalu dan tidak banyak bicara sehingga saya mendorongnya untuk lebih berekspresi ketika mengambil foto-fotonya.
Terima kasih sudah memberikan kesempatan kepada Himeji untuk merasakan budaya Jepang bersama-sama dalam berkimono. Semoga pengalamannya sama menyenangkannya dengan yang saya rasakan~
Comments
Post a Comment